Kamis, 28 Juni 2012

Klasifikasi Mahluk Hidup



Klasifikasi makhluk hidup adalah suatu cara memilah dan mengelompokkan makhluk hidup menjadi golongan atau unit tertentu. Klasifikasi mahluk hidup dilakukan berdasarkan persamaan dan perbedaan ciri yang dimilikinya.  Ilmu yang mempelajari tentang klasifikasi mahluk hidup disebut dengan Taksonomi.
Tujuan
Klasifikasi makhluk hidup didasarkan pada persamaan dan perbedaan ciri yang dimiliki makhluk hidup, misalnya bentuk tubuh atau fungsi alat tubuhnya. Makhluk hidup yang memliliki ciri yang sama dikelompokkan dalam satu golongan.
Klasifikasi pada mahluk hidup dilakukan untuk mempermudah dalam mempelajari beraneka mahluk hidup yang ada disekitar kita.   Dengan adanya  klasifikasi makhluk hidup maka akan lebih mudah mengenali, membandingkan, dan mempelajari makhluk hidup.  Membandingkan berarti mencari persamaan dan perbedaan sifat atau ciri pada makhluk hidup. Seperti kita ketahui, mahluk hidup di dunia ini banyak sekali ragam jenisnya. Hewan dan tumbuhan ada bermacam-macam bentuk dan karakter yang berbeda-beda.  Untuk mempermudah mengenal mahluk hidup yang ada, para ahli kemudian menggunakan suatu sistem klasifikasi untuk mengelompokkan tumbuhan ataupun hewan dengan melihat persamaan mereka . Hal itu pertama kali diusulkan oleh John Ray yang berasal dari Inggris. Namun ide itu disempurnakan oleh Carl Von Linne (1707-1778),  seorang ahli botani berkebangsaan Swedia yang dikenal pada masa sekarng dengan Carolus Linnaeus.
Tujuan dari klasifikasi makhluk hidup adalah:
1.   Mengelompokkan makhluk hidup berdasarkan persamaan ciri-ciri yang dimiliki.
2.   Mendeskripsikan ciri-ciri suatu jenis makhluk hidup untuk membedakannya dengan makhluk hidup dari jenis yang lain.
3.   Mengetahui hubungan kekerabatan antarmakhluk hidup.
4.   Memberi nama makhluk hidup yang belum diketahui namanya.
Para ahli biologi menggunakan buku Linnaeus yang berjudul Systema Naturae (sistem Alam) terbitan tahun 1758 sebagai dasar untuk klasifikasi ilmiah. Tahapan dalam klasifikasi mahluk hidup yang dilakukan oleh Linnaeus adalah sebagai berikut :
1.   Pencandraan atau identifikasi, yaitu proses mengidentifikasi atau mendeskripsikan ciri-ciri mahluk hidup yang akan diklasifikasi.
2.   Pengelompokan, yaitu mengelompokkan mahluk hidup berdasarkan ciri-ciri yang dimilikinya.  Mahluk hidup yang mempunyai ciri-ciri yang sama dikelompokkan dalam satu kelompok yang sama yang disebut dengan takson.
3.   Pemberian nama takson. Mahluk hidup yang telah dikelompokkan tadi, selanjutnya diberi nama untuk mempermudah kita mengenal ciri-ciri suatu kelompok mahluk hidup tertentu.
Dalam sistem klasifikasi, makhluk hidup dikelompokkan menjadi suatu kelompok besar kemudian kelompok besar ini dibagi menjadi kelompok-kelompok kecil. Kelompok-kelompok kecil ini kemudian dibagi lagi menjadi kelompok yang lebih kecil lagi sehingga pada akhirnya terbentuk kelompok- kelompok kecil yang beranggotakan hanya satu jenis makhluk hidup. Tingkatan-tingkatan pengelompokan ini disebut takson. Taksa (takson) telah distandarisasi di seluruh dunia berdasarkan International Code of Botanical Nomenclature dan International Committee on Zoological Nomenclature. Urutan takson dari tingkatan tertinggi (umum) hingga terendah (spesifik) adalah :
1.   Kingdom (kerajaan)
2.   Phylum (Filum) untuk hewan, atau Divisio (Divisi) untuk tumbuhan
3.   Classis (Kelas)
4.   Ordo (Bangsa)
5.   Familia(Keluarga/Suku)
6.   Genus (Marga)
7.   Spesies (Jenis)
Keterangan :
-    Dari spesies menuju kingdom, takson semakin tinggi
-    Semakin tinggi takson, jumlah organisme (makhluk hidup) semakin banyak
-    Semakin tinggi takson, persamaan antar makhluk hidup semakin sedikit
-    Semakin tinggi takson, perbedaan antar makhluk hidup semakin banyak
-    Dari kingdom menuju spesies, takson semakin rendah
-    Semakin rendah takson, jumlah organisme (makhluk hidup) semakin sediki
-    Semakin rendah takson, persamaan antar makhluk hidup semakin banya
-    Semakin rendah takson, persamaan antar makhluk hidup semakin sedikit
Pada tahun 1969 Robert H. Whittaker mengelompokkan makhluk hidup menjadi lima kingdom, yaitu Monera, Protista, Fungi, Plantae, dan Animalia. Pengelompokan ini berdasarkan pada susunan sel, cara makhluk hidup memenuhi makanannya, dan tingkatan makhluk hidup. Namun sistem ini kemudian diubah dengan dipecahnya kingdom monera menjadi kingdom Eubacteria dan Archaebacteria.  Pada tahun 1977 seorang mikrobiolog bernama Carl Woese dan peneliti lain dari university of Illinois menemukan suatu kelompok bakteri yang memiliki ciri unik dan berbeda dari anggota kingdom Monera lainnya. Kelompok tersebut dinamakan Archaebacteria. Archaebacteria lebih mendekati makhluk hidup eukariot dibandingkan bakteri lain yang merupakan prokraiot. Hal itu menyebabkan terciptanya sistem klasifikasi 6 kingdom pemisah kingdom Archaebacteria dari anggota kingdom Monera lain yang kemudaian disebut Eubacteria. Namun hingga sekarang yang diakui sebagai sistem klasifikasi standar adalah sistem Lima Kingdom yang ditemukan oleh Whittaker. Berikut ini adalah susunan dari system 6 kingdom:

1.   Kingdom Eubacteria

2.   Kingdom Archaebacteria

3.   Kingdom Protista

4.   Kingdom Fungi (Jamur)

5.   Kingdom Plantae (Tumbuhan)

6.   Kingdom Animalia (Hewan)

Pada tahun 2004, seorang ilmuwan, Thomas Cavalier-Smith mengklasifikasikan makhluk hidup menjadi 6 Kingdom , namun dengan memisahkan Eukaryota dari Protista yang bersifat autotrof menjadi Kingdom baru, yaitu Chromista. 6 Kingdom menurut Klasifikasi Cavalier-Smith, yaitu:
1.       Bacteria
2.       Protozoa
3.       Chromista
4.       Fungi
5.       Plantae
6.       Animalia

**Nabil**

Sumber:
http:// id.shvoong.com
http://kamuspengetahuan.blogspot.com
http://wikipedia.org

Tidak ada komentar:

Posting Komentar